Membangun Budaya Positif di Sekolah

PENDAHULUAN

Ketika saya mengingat kembali akan makna pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, tentunya saya sadar bahwa mendidik itu adalah menuntun laku anak sesuai dengan kodratnya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan yang diberikan kepada anak, harus mampu membuat anak tersebut menjadi manusia yang mandiri, berbudi pekerti luhur, serta merdeka. Merdeka berarti bukan hanya terlepas dari perintah orang lain, namun juga harus cakap dalam memerintah diri sendiri.


Berdasarkan filosofi pendidikan tersebut, produk utama dari pendidikan bukan hanya generasi yang cakap dalam teknologi saja, namun juga harus menghasilkan buah, yaitu matangnya jiwa, yang akan dapat mewujudkan hidup dan penghidupan yang tertib dan suci dan manfaat bagi orang lain. Ini artinya, manusia yang terdidik adalah manusia yang berbudi dan berdaya (berbudaya).


DISIPLIN POSITIF 


Disiplin Positif adalah sebuah pendekatan yang dirancang untuk mengembangkan murid untuk menjadi pribadi dan anggota dari komunitas yang bertanggung jawab, penuh hormat, dan kritis.  Disiplin positif mengajarkan keterampilan sosial dan kehidupan yang penting dengan cara yang sangat menghormati dan membesarkan hati, tidak hanya bagi murid tetapi juga bagi orang dewasa. Disiplin positif bertujuan untuk berkolaborasi dengan murid dan tidak menentang mereka. Penekanannya adalah membangun kekuatan murid daripada mengkritik kelemahan mereka dan menggunakan penguatan positif (positive reinforcement) untuk mempromosikan perilaku yang baik.


Kesepakatan kelas merupakan suatu langkah awal memulai konsep Budaya Positif di lingkungan sekolah dalam hal ini di kelas. Budaya positif merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kita terapkan dalam melaksanakan tugas baik selaku guru maupun murid. Proses penyusunan kesepakatan kelas tidak terlepas dari peran guru dan murid. Hal -hal yang menjadi kesepakatan merupakan buah pikiran bersama, sehingga menjadi suatu keyakinan bersama yang dilaksanakan guru dan murid dengan penuh tanggung jawab.


PENYUSUNAN KEYAKINAN KELAS


Keyakinan kelas diterapkan sebagai salah satu cara dalam membangun Budaya Positif. Keyakinan kelas harus berpihak pada murid dan dirumuskan bersama murid untuk membangun kemandirian mereka.


Tujuan dari penyusunan keyakinan kelas adalah:

  • Menumbuhkan keterlibatan murid dalam membentuk keyakinan kelas untuk mencapai kelas impian bersama guna pembelajaran yang efektif.

  • Mewujudkan merdeka belajar berpihak pada murid.

  • Menciptakan komunikasi segala arah antara guru dan murid-murid.

  • Membiasakan budaya dan disiplin positif.


Proses penyusunan keyakinan kelas yang saya lakukan bersama para murid saya di kelas X APHP 1, di SMK N 1 Pakis Aji Jepara, dimulai dari identifikasi nilai-nilai kebajikan yang dilakukan oleh para murid. Saya meminta mereka untuk berefleksi tentang mau menjadi seperti apa mereka kelak di kemudian hari. NIlai- nilai kebajikan apa saja yang ingin mereka terapkan dalam kehidupan mereka di masa kini dan masa mendatang.


Kemudian, para murid diberikan kesempatan untuk menceritakan hasil refleksinya dengan menyebutkan nilai-nilai kebajikan universal apa yang mereka yakini. Pada posisi ini, saya memfasilitasi mereka dalam mengungkapkan hasil refleksinya. Selanjutnya, saya membantu murid untuk menuliskan nilai-nilai kebajikan yang mereka identifikasi, yang kemudian kami rangkum secara bersama-sama menjadi Keyakinan Kelas. Saya memastikan para murid merasa bahagia, dan tidak dalam kondisi tertekan dalam menyusun keyakinan kelas bersama saya.


Video rekaman proses penyusunan keyakinan kelas yang saya lakukan bersama murid-murid saya dapat disaksikan di Youtube berikut ini:



SOSIALISASI BUDAYA POSITIF


Budaya positif ini merupakan sebuah pemahaman yang sangat perlu untuk disebarluaskan. Oleh karena itu, saya melakukan diseminasi budaya positif ini dalam 2 kegiatan, yaitu sosialisasi di sekolah berkolaborasi dengan 3 orang teman peserta CGP lain dan juga melakukan sesi webinar di Komunitas Pendidikan PMM, yaitu di KOPERDI-IND (Komunitas Pemerhati Pendidikan di Indonesia).


Proses untuk melakukan diseminasi di sekolah dimulai dengan melakukan diskusi dengan Kepala Sekolah, sekaligus menyampaikan konsep-konsep dasar tentang budaya positif kepada beliau. Kepala sekolah menyambut sangat baik, dan sangat mendukung untuk segera dilakukan sosialisasi/diseminasi tentang budaya positif di sekolah. Setelah mendapat restu dan dukungan dari kepala sekolah, kami berempat kemudian melakukan koordinasi intensif untuk menentukan tanggal pelaksanaan diseminasi, moda yang kami gunakan, termasuk juga pembagian tugas penyampaian materi.


Kami menyepakati bahwa kegiatan sosialisasi ini kami lakukan secara daring, dan dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 September 2022. Moda dan waktu pelaksanaan sosialisasi tersebut kami pilih dengan alasan agar tidak mengganggu prose KBM, dan semua guru bisa hadir dalam kegiatan sosialisasi ini.


Linimasa kegiatan sosialisasi budaya positif tersebut saya susun seperti pada tabel di bawah ini:


No.

Tanggal

Kegiatan

1.

23 s.d. 25 Agustus 2022

Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan kepada Kepala Sekolah, sekaligus memohon dukungan.

2.

26 Agustus s.d. 1 September 2022

Berkolaborasi dengan teman CGP dalam satu sekolah untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan ini (Administrasi, Materi, Sarana dan Prasarana)

3. 

3 September 2022

Sosialisasi Budaya Positif SMK Negeri 1 Pakis Aji dengan moda Daring.

4.

5 s.d. 17 September 2022

Penyusunan laporan dan unggah video rekaman kegiatan sosialisasi Budaya Positif ke Youtube dan LMS.



Kegiatan sosialisasi budaya positif di SMK Negeri 1 Pakis Aji tersebut telah kami rekam, dan mengunggah hasil rekamannya ke kanal Youtube. Berikut adalah tautan rekaman tersebut:


Saya merasa sangat bersyukur, karena selain di sekolah, saya pun diberikan kesempatan untuk berbagi tentang budaya positif ini dalam sebuah Webinar yang diselenggarakan oleh Komunitas Pemerhati Pendidikan Indonesia (KOPERDI-IND), yang merupakan salah satu komunitas belajar yang aktif di PMM (Platfor Merdeka Mengajar). Kegiatan Webinar ini diselenggarakan di hari Rabu, 7 September 2022 pada pukul 19.00 s.d. 21.00 WIB. Webinar ini dihadiri oleh para penggiat pendidikan dan anggota KOPERDI dari berbagai daerah di Indonesia. Berikut adalah rekaman sesi Webinar tersebut yang telah saya unggah di kanal Youtube:



PENUTUP

Membangun budaya positif dengan restitusi ini adalah sebuah kegiatan yang mengajarkan kami para guru untuk dapat memperlakukan murid dengan penuh Cinta dan Kasih. Karena hanya di dalam kasih ada penerimaan, ada kerendahan hati, dan saling memahami.



Salam dan Bahagia

Eko Budi Purnawan - 2022


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktik Baik dalam Pembelajaran

Umpan Balik Konstruktif

Visi Pribadi dan Prakarsa Perubahan