Koneksi Antar Materi Modul 3.2 PGP
Koneksi Antar Materi Modul 3.2
Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
Oleh:
Eko Budi Purnawan, S.Pd., M.Si.
PGP Angkatan V Kab. Jepara Tahun 2022
Kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan “Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya”
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya adalah pemimpin yang mampu mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan semua aset yang dimiliki komunitas, serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna, dan mendorong kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan harapan hasil akan lebih berkelanjutan.
Sekolah dapat digambarkan sebagai ekosistem yang memiliki dua komponen yaitu biotik dan abiotik. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Yang termasuk dalam komponen biotik adalah pengawas sekolah, Kepala Sekolah, Guru, Staf/ Tenaga Kependidikan, Murid, Orang Tua, dan Masyarakat sekitar sekolah. Komponen abiotik juga sangat berpengaruh dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya Keuangan, dan Sarana dan prasarana.
Menjadi seorang pemimpin harus mampu meningkatkan rasa kepekaan terhadap kondisi dan situasi yang ada di sekolah, karena berdasarkan inilah kita akan mampu melakukan tindakan yang tepat untuk kemajuan sekolah. Kita harus fokus pada aset dan kekuatan, Membayangkan masa depan, Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya dalam hal ini adalah aset.
Contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
Modal manusia
Kepala Sekolah: Pemimpin sekolah yang peka terhadap potensi sekolah, akan berfokus pada kekuatan aset sekolah, menjadikan pemimpin yang visioner, dan selalu termotivasi untuk mengembangkan sekolah dengan memanfaatkan semua kekuatan aset sekolah dalam membentuk generasi lulusan yang berkarakter Pelajar Pancasila.
Guru: Memiliki guru-guru yang kompeten di bidangnya, serta memiliki kemauan yang kuat dalam menyajikan pembelajaran yang berpihak kepada murid, bisa kita kelola dengan baik untuk mendukung terciptanya citra sekolah yang sesuai dengan visi sekolah. Memberikan tugas dan tanggung jawab sesuai tupoksi guru serta secara periodik melakukan diskusi bersama untuk berfokus pada pengembangan sekolah menjadi langkah yang tepat dalam aksi nyata membangun sekolah yang berkarakter untuk membentuk lulusan sesuai Profil Pelajar Pancasila.
Murid: Semangat belajar murid yang cukup tinggi, dapat kita manfaatkan untuk mengajak murid berkolaborasi dalam membangun suasana belajar yang nyaman, dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan penerapan berbagai model dan metode pembelajaran yang berpihak kepada murid
Alumni: Komunitas alumni sekolah yang masih sangat peduli dengan almamaternya, menjadi salah satu sumber informasi dalam Bursa Khusus Kerja SMK, motivator dan profil lulusan.
Tenaga Kebersihan: Menjamin kebersihan ruang kantor, kelas, laboratorium, toilet, dan lingkungan sekolah demi menciptakan suasana lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan.
Orang tua murid dan masyarakat: Komunitas orang tua murid dan masyarakat yang peduli dengan kemajuan sekolah, yang tergabung dalam Komite Sekolah menjadi aset yang sangat besar dalam mendukung semua program sekolah yang berpihak kepada murid.
Modal Sosial
Sekolah berada di tengah-tengah memiliki masyarakat yang memiliki rasa empati yang tinggi. Masyarakat di sekitar sekolah saya adalah masyarakat yang rukun, suka berbagi, dan tidak pernah ada pertentangan terkait dengan SARA atau masalah yang lain. Kerukunan di lingkungan masyarakat sekolah ini dapat terlihat dari seringnya ada pertemuan-pertemuan di tiap lingkungan tempat tinggal masing-masing. Banyak organisasi pendidikan yang berkembang baik di sekitar lingkungan sekolah, seperti PGRI, IGI, dan beberapa Komunitas pendidikan yang lain.
Dengan adanya rasa empati yang tinggi di masyarakat, dapat dimanfaatkan untuk membangun budaya positif di sekolah. Kegiatan yang diselenggarakan di sekolah dapat berjalan dengan baik karena adanya kolaborasi dan gotong-royong yang kuat antara semua warga sekolah. Dengan demikian, kemajuan sekolah dapat terbangun menjadi lebih cepat dan kuat, karena masing-masing warga sekolah mempunyai rasa “handarbeni” yang kuat terhadap sekolah.
Modal Politik
Modal politik yang dimiliki sekolah kami, diantaranya adalah adanya hubungan yang sangat baik antara sekolah dengan instansi lain, seperti POLSEK, BABINSA, Puskesmas, Komite Sekolah, Dewan Pendidikan, KPU, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) yang telah menjalin kesepakatan kerjasama dengan sekolah, dan organisasi kemasyarakatan yang ada di sekitar sekolah. Semuanya itu sangat mendukung terhadap operasional sekolah dalam perkembangannya sehari-hari. Hubungan dengan instansi pelayanan kesehatan seperti PUSKESMAS, dan instansi kesehatan yang lain juga sangat baik, salah satunya dengan adanya kegiatan pemeriksaan rutin untuk kesehatan murid, pemberian vaksin COVID, pembagian obat dan vitamin, untuk menjamin kesehatan para murid dan guru di sekolah. Pihak sekolah juga dapat bekerjasama dengan instansi pendukung seperti KPU untuk menyelenggarakan kegiatan demokrasi di sekolah, contohnya pemilihan ketua OSIS. Sekolah dapat melaksanakan program sekolah sehat dengan bekerjasama dengan PUSKESMAS, Komite Sekolah, dan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan. Sekolah kami adalah SMK yang tentu saja ada program kegiatan magang murid, PKL, Kunjungan Industri, yang semuanya bekerjasama dengan DU/DI.
Modal Agama dan Budaya
Masyarakat di daerah sekitar sekolah kami dikenal sebagai masyarakat yang religius dan sangat menjunjung tinggi toleransi beragama, serta memiliki potensi keragaman budaya yang sangat kaya. Dari tradisi tiap daerah dan hasil keseniannya. Ada banyak makanan khas, produksi kerajinan rumah, dan kesenian yang khas dan beragam.
Modal agama yang luar biasa ini dapat dimanfaatkan dalam pendidikan/pembentukan karakter yang mulia yang akan menjadi landasan utama murid dalam berperilaku. Modal budaya yang dimiliki dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan diri murid dan pelestarian budaya daerah, dengan cara memasukkan unsur-unsur kearifan lokal budaya daerah ke dalam kurikulum pembelajaran. Hal ini akan mendukung pembentukan karakter murid sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Modal Fisik
Ketersediaan gedung sekolah yang terdiri dari ruang kelas, laboratorium dan bengkel kerja tiap kompetensi keahlian, perpustakaan, ruang kantor guru dan kepala sekolah, ruang ekstrakurikuler, dan semua ruang yang lain di sekolah yang selalu terjaga kebersihannya dan kondisinya sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Pemanfaatan semua modal fisik ini secara optimal dalam mendukung pembelajaran, tentu akan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran yang berpihak kepada murid.
Modal Lingkungan/Alam
Sekolah kami berada di tengah lingkungan/alam yang potensial. Mulai dari pantai, laut, sungai, sawah, perkebunan, hutan, sampai pegunungan. Selain itu juga potensi lingkungan yang bersih dan nyaman terbukti mendapatkan penghargaan adipura. Kondisi ini dapat dijadikan sebagai ruang dan sumber belajar yang nyaman dan representative bagi murid.
Modal Finansial
Sekolah memiliki modal finansial Seperti: BOS, BOP, dan Unit Produksi Sekolah. Seluruh sumber dana sekolah ini tentunya menjadi aset pendukung untuk terlaksananya semua program sekolah. Semua program kegiatan sekolah disusun dalam sebuah RKAS yang merupakan hasil kolaborasi dari semua pemangku kepentingan di sekolah, dan harus dipastikan bahwa semua pembiayaan yang dikeluarkan adalah untuk penyelenggaraan pembelajaran yang berpihak kepada murid.
Hubungan materi modul 3.2 ini dengan materi sebelumnya
Guru sebagai pemimpin pembelajaran yang mendorong wellbeing ekosistem pendidikan sekolah, dalam menjalankan perannya harus memiliki kompetensi sebagai berikut:
Memimpin upaya pengembangan lingkungan belajar yang berpusat pada murid
Memimpin perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang berpusat pada murid
Memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar yang berpusat pada murid
Mewujudkan visi sekolah yang berorientasi pada murid
Memimpin dan mengelola program sekolah yang berdampak pada murid
Mengembangkan diri dan orang lain/Menjadi coach bagi rekan sejawat dan murid
Hal ini selaras dengan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu; “Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat”.
Dengan nilai-nilai yang dimilikinya (nilai mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif, dan berpihak pada murid), seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola semua sumber daya yang ada di sekolah menjadi aset/kekuatan yang dapat mendukung pencapaian kompetensi tersebut dalam rangka mewujudkan kualitas pendidikan yang berpihak pada murid. Namun seorang guru tidak akan mampu bergerak sendiri dalam mewujudkan kompetensi tersebut, guru harus berperan dan mampu mendorong kolaborasi antar guru, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, serta mewujudkan kepemimpinan Murid.
Dalam memimpin dan mengelola program sekolah untuk mewujudkan visi sekolah yang berorientasi pada murid, seorang guru harus berani membuat prakarsa perubahan melalui rencana manajemen perubahan (menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif) di tempat kita bertugas. Guru dapat melakukan strategi manajemen perubahan sebagai berikut:
Merumuskan visi mengenai pembelajaran yang berpihak pada murid.
Mengidentifikasi kekuatan yang dimilikinya dalam mendukung pertumbuhan potensi murid.
Membuat rencana manajemen perubahan (menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif), dan menjalankannya dengan penuh semangat.
Melalui strategi tersebut di atas diharapkan guru mampu memetakan kekuatan yang dimilikinya demi mewujudkan visi pendidik yang berpihak pada murid dan mengimplementasikan strategi pengelolaan perubahan melalui kekuatan yang dimiliki dari dalam diri dan luar diri untuk mewujudkan visi pendidik yang berpihak pada murid.
Perubahan positif setelah mempelajari modul 3.2
Sebelum mempelajari modul 3.2 ini, dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, saya sering berfokus pada kekurangan/masalah, tanpa melihat potensi dan kekuatan yang mendukung, membuat kegiatan saya dan komunitas menghasilkan kegiatan yang kurang maksimal dan memerlukan waktu lama karena kami hanya berkutat pada bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah-masalah yang muncul, dan kurang bisa melihat bahwa sebenarnya diri kami sendiri dan sekolah memiliki begitu banyak potensi dan aset yang bisa dikembangkan untuk penyelenggaraan pembelajaran yang berpihak kepada murid.
Sesudah mempelajari modul 3.2 ini saya menjadi lebih fokus pada aset dan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah, dengan membayangkan masa depan tentang kesuksesan yang akan diraih dan berupaya memaksimalkan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut melalui cara mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan), dan merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan.
Komentar
Posting Komentar