Refleksi Akhir PGP A5
Refleksi Diri tentang Pembelajaran dalam
Pendidikan Guru Penggerak
Di awal bulan Mei sampai dengan akhir Desember tahun 2022, saya mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan V, yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek Republik Indonesia. Desain dan tujuan serta manfaat mengikuti PGP dapat saya deskripsikan sebagai berikut:
PGP bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pedagogi guru sehingga dapat menghasilkan profil guru penggerak sebagai berikut:
Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi;
Memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik;
Merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua;
Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi satuan pendidikan yang mengoptimalkan proses belajar peserta didik yang berpihak pada peserta didik dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar satuan pendidikan; dan
Berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dan komunitas untuk pengembangan satuan pendidikan dan kepemimpinan pembelajaran.
Manfaat Pendidikan Guru Penggerak adalah sebagai berikut:
bergeraknya komunitas belajar secara berkelanjutan sebagai tempat diskusi dan simulasi agar guru dapat menerapkan pembelajaran aktif yang sesuai dengan potensi dan tahap perkembangan peserta didik;
diterapkannya pembelajaran aktif oleh guru lain di lingkungan satuan pendidikannya dan lingkungan sekitar sebagai dampak bergeraknya komunitas guru secara berkelanjutan;
terbangunnya rasa nyaman dan bahagia peserta didik berada di lingkungan satuan pendidikan;
meningkatnya sikap positif peserta didik terhadap proses pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar;
terwujudnya lingkungan fisik dan budaya satuan pendidikan yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik; dan
terbukanya kesempatan bagi guru penggerak untuk menjadi pemimpin satuan Pendidikan
Calon Guru Penggerak menjalankan proses pendidikan selama 6 bulan yang terdiri pembelajaran daring dan pendampingan. Pembelajaran daring berlangsung selama 6 bulan dengan 3 paket modul yang wajib dipelajari oleh Calon Guru Penggerak. Pendampingan terdiri dari lokakarya dan pendampingan individu yang dilaksanakan setiap bulan selama 6 bulan.
2. Feelings (Perasaan)
Jika saya diminta untuk menggambarkan perasaan saya selama dan setelah mengikuti PGP ini, jujur saya hampir tidak bisa menggambarkannya, karena perasaan saya sungguh sangat luar biasa. Saya sangat merasa gembira, bahagia, sekaligus kagum, dan terpesona dengan begitu dalamnya pembahasan semua konsep dalam PGP ini yang mampu menumbuhkan motivasi internal dalam diri saya untuk terus berkarya menerapkan semua pemahaman saya tentang bagaimana seharusnya menjadi guru di Republik Indonesia ini. Saya terpesona dengan pemikiran KHD yang jauh melampaui masanya saat itu. Filosofi beliau tentang pendidikan begitu dalam, dan pemikirannya mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Guru harus menghamba kepada murid, menuntun murid, menjadikan murid yang merdeka baik secara lahir maupun batin. Pada modul-modul berikutnya, saya semakin tergugah untuk menerapkan nilai dan peran saya sebagai guru penggerak, dan menciptakan budaya positif di sekolah. Pada akhir pembelajaran paket modul 3 saya menjadi benar-benar sadar dan termotivasi untuk merancang dan menerapkan program kegiatan yang berdampak positif pada murid, dengan melakukan kolaborasi bersama seluruh warga sekolah dalam mengidentifikasi segala aset positif yang kami miliki di sekolah. Pada akhirnya segala program yang kita laksanakan harus bertujuan untuk membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila.
3. Findings (Pembelajaran)
Dalam mengikuti PGP, saya telah mempelajari dan memahami 3 paket modul dengan rincian sebagai berikut:
Paket Modul 1 (Paradigma dan Visi Guru Penggerak)
Modul 1.1 (Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara)
Modul 1.2 (Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak)
Modul 1.3 (Visi Guru Penggerak)
Modul 1.4 (Budaya Positif)
2. Paket Modul 2 (Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid)
Modul 2.1 (Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid)
Modul 2.2 (Pembelajaran Sosial dan Emosional)
Modul 2.3 (Coaching untuk Supervisi Akademik)
3. Paket Modul 3 (Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah)
Modul 3.1 (Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin)
Modul 3.2 (Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya)
Modul 3.3 (Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid)
Pembelajaran dalam setiap modul menggunakan alur pembelajaran M-E-R-D-E-K-A, yaitu Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar materi, dan diakhiri dengan Aksi nyata.
Sedangkan keterkaitan antar materi dari mulai modul 1.1 sampai dengan modul 3.3 telah saya uraikan dalam jurnal refleksi dwi mingguan 10, dan juga telah saya publikasikan dalam blog pribadi saya yang bisa ditemukan dengan tautan
https://ekobudipurnawan.blogspot.com/2022/11/jurnal-refleksi-pengelolaan-program.html
4. Future (Penerapan)
Pada akhirnya rangkaian pembelajaran Pendidikan Guru Penggerak yang disajikan dalam 10 modul dan seluruh rangkaian aktivitasnya telah berhasil saya tuntaskan. Tentu saja ini memberikan bekal yang sangat cukup untuk saya dalam berkarya dan menerapkan semua hal yang telah pelajari untuk memajukan pendidikan di Indonesia sesuai cita-cita pendidikan Nasional dan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Menjadi guru bukan saja harus cakap untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada murid, namun juga harus mampu memberikan inspirasi kepada murid agar tumbuh dan berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya untuk menjelma menjadi pribadi yang selamat, bahagia, dan merdeka.
Sebagai seorang guru penggerak, saya akan terus melakukan perubahan, menggerakkan komunitas pendidikan dan seluruh rekan guru dalam mengamalkan semua hal positif yang saya dapatkan selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini.
Refleksi ini akan saya tutup dengan mengutip kalimat filosofis yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Bapak Nadiem Makarim sebagai berikut:
"Perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama."
Salam & Bahagia
Eko Budi Purnawan
SMK Negeri 1 Pakis Aji, Kab. Jepara - 2022
Komentar
Posting Komentar